Gelap terang kehidupan.Naik turun perjalanan.Ini kisah mereka.Tentang ia yang serakah, yang menemukan arti keluarga, yang mencari jati diri, yang haus kebersamaan.ia yang terjebak antara mimpi dan realita, yang berani bermimpi, yang menemukan kebebasan, yang ingin lepas dari bayangan.
Dalam reruntuhan bencana lama, sekelompok semut menemukan artefak kecil yang memancarkan getaran tak biasa.Bukan sekadar suara, melainkan melodi kisah bencana masa silam.dari dentingan halus hingga desing menggetarkan, semut memahami bahwa benda itu menyimpan peringatan; bahwa bencana adalah bagian dari simfoni alam yang terus berulang.Mereka kembali ke sarang, membawa pesan sunyi yang hanya bi…
Di balik diamnya langkah-langkah kecil, semut menyimpan hikmah zaman.Mereka membaca bisik alam, awan yang mendung tak biasa, tanah yang menghangat tanpa sebab, akar yang bergetar pelan sebagai pertanda perubahan.Bagi semut, bencana bukan kutukan, melainkan bahasa alam yang harus dimengerti, diterima, dan dilalui.
Bagaimana jika hidup bukan hanya soal kebahagiaan? Bagaimana jika hidup adalah tentang menikmati aspek dan emosi yang dimiliki setiap jalannya? Kesedihan, patah hati, kegembiraan.Tidak ada kebahagiaan tanpa dukacita.Tidak ada kesenangan tanpa rasa sakit dan akan selalu begitu.
Derai adalah gema hujan yang jatuh, suara yang tetap tinggal meski telah reda.Ia bukan sekedar rintik, tapi juga kenangan yang menggenang di trotoar basah dan perasaan yang tak kunjung kering.Setiap tetesannya menyimpan kisah tentang yang datang dan pergi, tentang jejak yang tetap tinggal setelah segalanya reda.
Takut.Hal yang tak pernah sirna dalam diri setiap orang.Sesuatu yang selalu mengintai, memacu degup jantung, menyesakkan napas, hingga merenggut akal sehat. 24 kisah dengan warna berbeda siap membawa Anda ke sudut pandang mereka.Dimulai dari kisah perempuan yang malang, kegilaan seorang ibu, hingga teror sesuatu hal yang tak diketahui.
Dalam pencariannya untuk memahami luka hatinya, Tara menemukan petunjuk tentang piringan hitam langka yang merekam suara ibunya menyanyikan Bengawan Solo di tahun 1975.Ketika akhirnya ia memutar rekaman itu, Tara terseret ke dalam kenangan masa lalu ibunya, sebuah kisah cinta yang tersembunyi.Akankah piringan hitam itu benar-benar bisa mengajarkan cara melepaskan sebuah kenangan?
Dengan tajuk "Epistrofi". Prosa ini mencoba melukis sebuah siklus yang abadi akan gema kepulangan yang menggugah rindu.Namun, pulang bukan sekadar menemukan yang dulu ada.Sebab, jika rumah telah berubah, masihkah hati mengenalinya? Atau kepulangan hanyalah bayang - bayang yang tak lagi sama?