Seorang manusia esai nyaris selaluu berada di perbatasan: antara hasrat mendedah suatu pokok menggunakan ketajaman inteleknya dengan petualangan imajinasinya yang melantun sampai jauh.Dia tergoda untuk terlibat dalam percakapan yang gaduh dengan publik, tapi pada saat yang sama juga terseret dalam refleksi individual yang hening.