Text
Sembilan Mimpi Sebelum Masehi: Sehimpun Sajak
Selama lima tahun ini, saya hidup di kota Kairo.Orang desa yang terbiasa dengan kelambanan ini, harus mengais sisa-sisa diri sendiri yang setiap hari mampat di gorong-gorong gelap kota ini.Lalu saya pun bertanya: Dimanakah letak puisi di tengah pusaran kalkulasi? Apakah puisi masih berguna? Kalau iya, lantas untuk apa? Puisi yang tadinya saya bayangkan telah gantung diri di tengah kota, ternyata hanyalah mimpi kesepuluh, mimpi masehi, setelah sembilan mimpi sebelum masehi.
Tidak tersedia versi lain